
Untuk apa? Untuk membangun semangat para
prajurit dari semenjak masih remaja, untuk membentuk mental prajurit
yang tahan banting, loyal, dan sejiwa dengan haluan partai NAZI saat
itu. Teknik yang digunakan merupakan sebuah metode yang saat itu
dikembangkan secara ilmiah oleh para pakar psikologi dan pikiran
manusia, dimana para pakar jerman saat itu juga melakukan berbagai
percobaan terhadap pikiran manusia (semasa holocaust di jerman).
Semua metode yang digunakan untuk
melakukan brainwash saat itu, biasanya menggunakan waktu yang cukup
panjang, untuk menanamkan sebuah program atau ide tertentu dalam pikiran
seseorang. Waktu yang cukup panjang merupakan sebuah proses supaya
program baru yang ditanamkan tersebut masuk ke pikiran bawah sadar
seseorang.
Tujuan utama brainwash saat itu adalah lebih cenderung untuk membangun mental dan kesetiaan para prajurit Jerman.
Metode utama yang digunakan adalah
dengan memasukkan informasi/dogma2 secara audio dan visual secara waktu
berkala dan panjang, dan bersifat terfokus.
Nah, bagaimana brainwash itu dilakukan?
Sekali lagi, sebuah informasi yang ditekankan dan dimasukkan secara
terfokus, dengan akses audio maupun visual, dan dilakukan secara terus
menerus, mampu menggiring persepsi dan pola pikir maupun perasaan
seseorang sedikit demi sedikit. Inilah yang kita sebut sebagai
memasukkan nilai di bawah sadar seseorang.
Ketika sebuah nilai telah tertanam cukup
kuat di dalam bawah sadar seseorang, maka nilai itu lama kelamaan
semakin kuat, berakar, dan permanent. Inilah yang kemudian disebut
sebagai hasil dari brainwash itu, dan merupakan tujuan utama dilakukan
hal tersebut.
Jadi, teknologi ini berbahaya sekali? Mengerikan sekali efek dari brainwash ini, apakah semua orang bisa di brainwash?
Jadi, teknologi ini berbahaya sekali? Mengerikan sekali efek dari brainwash ini, apakah semua orang bisa di brainwash?
Semua teknologi berpotensi menjadi
sesuatu yang berbahaya (nuklir, dinamit, senjata, dll), sedangkan efek
dari brainwash tidak selamanya mengerikan. Mengerikan jika (sekali lagi)
teknologi dan tujuan brainwash ini disalah gunakan (contoh: utk
kegiatan terorisme). Yang menarik
adalah, apakah semua orang bisa di brainwash? Jawabannya, BISA… kalau
nilai dasar individu yang di brainwash, tidak bertentangan dengan nilai
yang dimasukkan dengan metode brainwash ini.
Maksudnya gimana?
Misalnya, saya memiliki nilai dasar atau
sistem belief tentang perjuangan. Saya merupakan seseorang yang
menganut bahwa saya dapat memberikan lebih banyak untuk bangsa dan
negara maupun agama ketika saya hidup. Saya adalah individu yang lebih
mengedepankan perjuangan dengan suara dan pikiran saya. Saya tidak
menganut faham bahwa dengan bunuh diri, saya bisa dikenang dan berbuat
banyak demi bangsa, negara, dan agama. Saya menganggap bahwa kehidupan
ini indah, dan saya punya banyak orang yang saya cintai di sekeliling
saya. Ini semua yang disebut sebagai nilai dasar dan sistem belief.
Misalnya ada sebuah nilai baru yang mau
dimasukkan ke dalam pikiran saya, sebuah nilai tentang membela bangsa,
negara, dan agama dengan meledakkan diri, di tengah-tengah orang-orang
yang tidak secara langsung bersalah pada saya ataupun kepentingan yang
saya bawa, dan teknik yang digunakan adalah metode brainwash.
Apa yang terjadi?
Yang terjadi adalah terjadi
”pertarungan” didalam pikiran saya. Dimana nilai dasar yang telah lebih
dahulu ada, berhadapan dengan nilai dan sistem belief yang baru, yang
dicoba ditanamkan pada pikiran saya.
Siapa yang menang?
Nilai dasar yang sudah ada, ketika telah
terbentuk selama bertahun tahun, merupakan sebuah sistem yang sangat
kuat. Ketika nilai baru mencoba menginfiltrasi pikiran saya, maka
perlawanan yang diberikan oleh sistem nilai lama sangatlah kuat. Tentu
nilai barr bisa saja (seolah-olah) menguasai pikiran saya di permukaan,
menjadi nilai dan sistem belief baru. Tetapi, ketika program yang
berusaha di tanamkan tersebut hendak di jalankan (misalkan. Untuk
meledakkan diri di keramaian), maka program itu pasti terganggu dengan
nilai dan sistem belief lama yang ada.
Lalu?
Program baru tersebut gagal untuk
bekerja! Sistem nilai yang sudah ada sebelumnya di pikiran bawah sadar
kita lebih kuat daripada sistem nilai yang baru, yang secara ”instant”
diprogram ke dalam pikiran saya. Jadi, bagaimana cara supaya program itu
bekerja seperti yang diinginkan? Tentu membutuhkan seseorang yang
memang memiliki nilai dasar yang tidak bertentangan sebelumnya.
Mengapa?
Karena pada dasarnya brainwash ”hanya”
mempertajam nilai yang telah ada sebelumnya, serta membangun keberanian
dan kekuatan untuk melakukan sebuah aksi atau tindakan atas ”nilai” atau
”kepercayaan” yang telah ada sebelumnya. Satu hal yang pasti, bahwa ini
merupakan sebuah metode yang berlandaskan sebuah dasar ilmiah, dan
mampu membawa manfaat bagi banyak orang, ketika digunakan untuk sebuah
keperluan yang memang positif, dan sesuai dengan nilai dari individu2
yang membutuhkan bantuan dari metode ini.
Mernarik bukan, ternyata keuntungan dari
brainwash juga banyak (membangkitkan semangat, PD, keberanian, dll
sampai untuk membentuk sebuah budaya perusahaan yang positif, kondusif,
dan produktif). Tapi seperti halnya kedua sisi mata uang ada sisi
positif juga ada negatif….
Mencuci otak yang biasa dilakukan untuk
menguasai sepenuhnya kehidupan para pengikut, sekalian membuat setiap
doktirin yang diberikan menjadi paradigma hidup dari si korban.
Ada Beberapa cara untuk mencuci otak,
perlu diketahui jika cara ini bukan berasal dari saya atau hasil
browsing saya di Google. Pengetahuan ini, saya dapatkan dari mantan
penguasa ilmu hitam dan ilmu putih tingkatan tertinggi di Indonesia
sekaligus penguasa spiritual-psikologi yang keren. Beliau adalah murid tunggal dari pasangan Atmo-Gejek.
1. Pelumpuhan
Yang pertama harus dilakukan dalam
melakukan praktik cuci otak adalah melumpuhkan korban. Biasanya para
pengikut baru suatu organisasi fanatik dikurung dalam suatu ruangan
gelap selama satu hari penuh tanpa makan dan minum. Ruangan yang dipakai
harus benar-benar gelap, tidak boleh ada satupun titik cahaya. Ini
bertujuan untuk membuat korban akan mulai setengah sadar, atau dalam
bahasa psikologi, dinamakan memasuki alam bawah sadar.
2. Pembentukan Karakter
Setelah dikurung 24 jam tanpa cahaya,
makan dan minum korban akan memasuki alam bawah sadarnya. Setelah itu
para korban akan didengarkan musik. Para pakar psikologi pun mengakui
jika musik memiliki pengaruh bagi karakteristik seseorang. Dalam
spiritual pun para pakar mengakui jika musik memiliki roh.
Nah! Jika ingin korban mempunyai
karakter yang keras, maka yang diperdengarkan adalah musik keras. Jika
korban ingin dijadikan seseorang yang berkarakter lembut, maka yang
diperdengarkan adalah aliran musik yang lembut. Ini akan berlangsung
selama 3-6 jam sampai korban benar-benar hilang kesadarannya setelah
tahap Pelumpuhan.
3. Teaching
Jika korban telah kehilangan
kesadarannya, maka dalam bahasa psikologi dinyatakan telah masuk
sepenuhnya ke alam bawah sadar. Dalam keadaan korban kehilangan
kesadaran inilah korban dapat diajarkan apapun sesuai keinginan si
pencuci otak. Semuanya tinggal diajarkan kepada korban dalam keadaan
korban tidak sadar. Misalnya jika kita menginginkan korban untuk membom
gedung putih, tinggal bilang saja kalau para manusia yang duduk di
gedung putih itu tidak layak untuk hidup, dan merupakan suatu kehormatan
jika dia membinasakan mereka yang disana.
Setelah itu korban disadarkan, lalu
diberi makan (Ingat! Dia belum makan seharian loh!) Maka setelah korban
siuman, disuruh bom gedung putih pun dia nurut. Hasilnya, “BOOMM!..”
rekaman CCTV yang menunjukkan langkahnya yang tegap dan wajahnya yang
mantap akan menghiasi media-media elektronik di seluruh penjuru
Indonesia.
0 komentar:
Post a Comment