Alfianto
Nandya Prakoso, itulah nama yang di
berikan oleh orangtua saya. Saya dilahirkan di JAKARTA , 12 januari 1997 . Saya
merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Ketika dilahirkan, berat badan saya adalah 3 kg dengan
tinggi 50 cm. Ayah saya seorang wiraswasta dan ibu saya sebagai
ibu rumah tangga. Saya tumbuh sebagai balita yang aktif hingga berkembang
menjadi anak yang ceria dan cerewet/bawel. Hobi saya adalah bermain komputer .
Orang tua saya mengatakan bahwa sejak kecil saya selalu suka bergelut dalam
bidang teknologi dan eletro, baik dalam bentuk apapun itu.
Saya berasal dari keluarga besar
sederhana yang sangat kental dengan kebersamaan. Sejak kecil saya tinggal
bersama dengan keluarga besar saya., terutama keluarga dari ayah karena
keluarga saya merupakan keluarga pejuang . Kami tinggal di kampung Sukanagara
RT. 03 RW. 01 Desa Sukanagara Kecamatan Sukanagara Kabupaten Cianjur, Jawa
Barat.
Dalam keluarga saya, sebagian besar bermata pencaharian sebagai pengusaha. Begitu juga paman saya, Kedisplinan keluarga sangat dijaga, mulai dari bangun tidur, ibadah, bekerja, hingga makan bersama telah diterapkan di dalam keluarga besar saya. Setiap anak juga dilatih untuk membantu mengerjakan pekerjaan rumah, seperti memasak, menyapu, mengepel, dll.
Dalam keluarga saya, sebagian besar bermata pencaharian sebagai pengusaha. Begitu juga paman saya, Kedisplinan keluarga sangat dijaga, mulai dari bangun tidur, ibadah, bekerja, hingga makan bersama telah diterapkan di dalam keluarga besar saya. Setiap anak juga dilatih untuk membantu mengerjakan pekerjaan rumah, seperti memasak, menyapu, mengepel, dll.
Pada
umur 5 tahun, saya sudah masuk ke TK Balapulang Sukanagara. Disamping diajari
membaca dan menulis saya juga diajari menjadi anak yang mandiri terbukti saya
yang berani berangkat dan pulang dari sekolah sendiri tanpa dijembut orang tua.
Pada
umur 6 tahun, saya sudah ingin masuk ke Sekolah Dasar. Meskipun kedua orang tua
saya tidak mengizinkannya karena mereka menganggap
untuk masuk ke SD harus berumur 7 tahun. Tapi berkat keinginan kuat saya supaya
masuk SD, akhirnya saya benar- benar menjadi siswa Sekolah Dasar Negeri 2 Sukanagara.
Karena saya terlahir keturunan
jawa , teman- teman saya sering mengejek saya dengan panggilan jawa . Meskipun
saya sering menangis karena ejekan tersebut, tetapi saya seorang yang aktif
bermain dengan anak tetangga. Sejak kecil saya dibebaskan bermain oleh orang
tua saya. kebanyakan orang tua akan memanggil anaknya ketika tengah hari.
tetapi saya tidak begitu, saya bebas bermain meski sudah tengah hari, tidak
memperdulikan tidur siang. dan sorenya saya biasa berangkat mengaji bersama
teman-teman di UJ ( Uwa Jaja ) , sebut saja seperti itu.
Selama
di SD saya diajarkan berbagai pengetahuan umum. Seperti Matematika, Bahasa
Indonesia maupun Bahasa Inggris dan sebagainya. Saya juga dibekali oleh
pengetahuan sosial.
Pada
umur 11 tahun, ke MTSN 1 Sukanagara. Disana saya bertemu dengan kawan masa
kecil saya dan bertemu dengan teman-teman baru yang luar biasa. Di SMP saya
diajarkan pengetahuan umum yang lebih mendalam seperti Fisika, Biologi,
Matematika dan sebagainya. Dan pelajaran yang sulit saya serap adalah Matematika
tapi saya masih tertolong dengan pelajaran lain yang saya kuasai. Di SMP saya
jarang mengikuti ekstrakulikuler even di
luar sekolah karena saya tidak aktif di organisasi sekolah dan akhirnya aku
mengikuti even di luar sekolah. Di SMP juga saya telah mengenal persahabatan,
cinta, dan persaingan. Dan hal itulah yang sulit saya lupakan, meski saya punya rasa sakit
hati oleh kenangan bersama seseorang yang menghancurkan hati saya . Tetapi itu
membuat saya lebih dewasa dan mengambil hikmah tentang apa yang sudah terjadi.
Pada umur 14 Tahun, saya masuk
SMA 1 Sukanagara. Saya sempat sedih karena cita-cita saya ingi masuk ke SMA
Negeri 1 cianjur. Tetapi disini saya menemukan sebuah arti bersekolah yang
sesungguhnya, teman-teman baru yang lebih luar biasa, ilmu agama yang selama
ini kirang saya perhatikan dan arti hidup yang sesungguhnya. Tetapi disini saya
menemukan sahabat yang setia yaitu uje guti isan fauziah tita dan lisna ,
tetapi saya berusaha untuk netral, atau tidak berteman dengan 1 teman atau
sekelompok teman saja. Disamping itu saya senang berada disini, karena saya
banyak bergelut di organisasi KLKIR dan Forum-forum pelajar yang lain. Dan saya
menemukan banyak hal. Saya juga mulai mengenal lebih dalam tentang lawan jenis,
bagaimana bergaul secara islami dan tidak merusak akhlak. saya mulai mengetahui
ciri-ciri teman yang baik sampai yang memberi pengaruh buruk. Dan hal itu saya
dapatkan dari pengalaman guru-guru dan teman-teman saya.
Pada
umur 14 Tahun, saya masuk SMA Muhammadiyah 3 Tulangan. Saya sempat sedih karena
cita-cita saya ingi masuk k SMA Negeri. Tetapi disini saya menemukan sebuah
arti bersekolah yang sesungguhnya, teman-teman baru yang lebih luar biasa, ilmu
agama yang selama ini kirang saya perhatikan dan arti hidup yang sesungguhnya.
meski disini saya belum menemukan sahabat yang setia di SMP, tetapi saya berusaha
untuk netral, atau tidak berteman dengan 1 teman atau sekelompok teman saja.
Disamping itu saya senang berada disini, karena saya banyak bergelut di
organisasi Muhammadiyah dan Forum-forum pelajar yang lain. Dan saya menemukan
banyak hal. Saya juga mulai mengenal lebih dalam tentang lawan jenis, bagaimana
bergaul secara islami dan tidak merusak akhlak. saya mulai mengetahui ciri-ciri
cowok yang baik sampai yang memberi pengaruh buruk. Dan hal itu saya dapatkan
dari pengalaman guru-guru dan teman-teman saya.
Ibu saya selalu memberi nasihat dan di antaranya ketika saya
menyampaikan ucapan selamat Hari Ibu kepadanya, beliau berkata, ”Anakku yang
manis, ibu dan bapak berharap kamu menjadi anak yang solehah, berbakti kepada
orang tua, agama dan berguna bagi orang-orang di sekitarmu. Semoga ilmu yang
kamu peroleh bermanfaat dan semoga Allah memberkahi dan meridhoi setiap
langkahmu. Amin”.
Setiap manusia memiliki mimpi, harapan dan cita-cita, baik itu tercapai atau tidak. Hal itu pastinya saya alami saat ini. Dengan segala perjuangan keras dan doa serta dukungan dari orang tua dan keluarga besar, saya ingin menjadi kebanggaan bagi mereka semua yang menyayangi saya. Cita-cita saya adalah ingin menjadi dosen. Bagi saya, mengajar merupakan profesi yang sangat berharga. Sangat sulit menjadi seorang pengajar tanpa disertai kemampuan yang memadai, mental yang kuat, dan pengalaman yang cukup.
Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada guru-guru saya yang telah memberikan ilmunya dan membimbing saya hingga menjadi seperti sekarang ini. Semua yang kalian berikan akan mendapat balasan yang tak terhingga dari Allah. Amin.
Setiap manusia memiliki mimpi, harapan dan cita-cita, baik itu tercapai atau tidak. Hal itu pastinya saya alami saat ini. Dengan segala perjuangan keras dan doa serta dukungan dari orang tua dan keluarga besar, saya ingin menjadi kebanggaan bagi mereka semua yang menyayangi saya. Cita-cita saya adalah ingin menjadi dosen. Bagi saya, mengajar merupakan profesi yang sangat berharga. Sangat sulit menjadi seorang pengajar tanpa disertai kemampuan yang memadai, mental yang kuat, dan pengalaman yang cukup.
Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada guru-guru saya yang telah memberikan ilmunya dan membimbing saya hingga menjadi seperti sekarang ini. Semua yang kalian berikan akan mendapat balasan yang tak terhingga dari Allah. Amin.
0 komentar:
Post a Comment